Senin, 10 Juni 2013

Antara ustadz gadungan dan ustadz beneran....

Tahu gak perbedaan ust. gadungan dan ust. beneran??
kalo ga tahu, ni ane kasih ciri-cirinya...

1. Ust. Gadungan belajar hadist lewat mbah google, sedangkan ust. beneran belajar satu
    hadist dan pemahamannya sampe berhari-hari kepada ulama.
2. Ust. Gadungan sibuk nasehatin orang lain sampe lupa menasehati diri sendiri dan
    keluarganya sedangkan ust. beneran sibuk melihat keburukannya.
3. Ust. Gadungan sibuk memilih pakaian terbaik untuk tampil di depan ummat, sedangkan
    ust. beneran sibuk memikirkan apakah yang akan disampaikannya sudah ia
    laksanakan.
4. Ust. Gadungan sibuk ceramah sampe malem sampe ga sempat tahajjud, sedangkan
    ust. beneran bersiap diri untuk shalat tahajjud.
5. Ust. Gadungan di ingat orang karena lucunya, sedangkan ust. beneran diingat orang
    karena ilmunya....
 

    ada lagi?????  

Kamis, 03 Maret 2011

Wahai Malam....

Mata ini akan terpejam lama...
Maka tak usah kau terpejam malam ini...
Malam ini Tuhan mu menunggu dalam ampunan dan keridhoan
Jika engkau tak pejamkan matamu sepanjang malam yang pendek,
Tak perlu kau cemaskan bagaimana esok....
Karena esok pun belum tentu kau terbangun kembali.....
Karena Matahari pagi belum tentu mau kembali menjadi saksi atas segala ma'shiyat mu...
Wahai Jiwa yang bebal.... dan tak kunjung sadar.....
Bangkitlah.... tatap lah dengan nanar Neraka di hadapanmu...
Lihatlah ke belakang, Izrail sedang menarik bajumu... ketika kau tertawa dalam dosa....
Wahai hati yang tak juga melunak.... rumah terindahmu adalah liang lahad sempit...
Yang mungkin lebih sempit dari lubang semut....
Wahai malam ... tunggulah aku...
Habiskan mu dalam gerakan hati dan bibir.... mencoba mengingat-Nya kembali
Mencoba mendekati-Nya walau harus merangkak dan tertatih...
Wahai malam ... jangan kau tinggalkan aku ...
Hingga ku menyesali siang.. yang menemuiku.. sebelum aku sempat mencium-Nya ...
Dalam sajadah yang mengharumi bumi dan tanahku.....
Wahai malam ... tunggulah aku ... tuk sejenak melupakan dunia yang menarik-narik leherku...
tunggulah aku... dan jangan biarkan aku habiskanmu dalam tidur yang sejenak.....
Biarkan aku sekedar menyapa-Nya... sekedar mengatakan kepada-Nya
TUHAN BETAPA KU SENGSARA MENJAUHI-MU....

Sabtu, 26 Februari 2011

ketika jauh dari Allah...

Duluuuu... sekali... dia sering melewati masa-nya dengan menyendiri.... di Masjid... di Kampus... bahkan di pinggir kali... (ati2 nyemplung boss). Kebahagian baginya adalah ketika ia dapat memberikan sesuatu yang berarti bagi ibu dan bapaknya walau tidak dapat dikatakan mahal.. ia berdoa dibangunan yang tinggi... agar merasa lebih dekat dengan-NYa, (walau nggak ada hubungannya)... ia sering menatap nisan-nisan terbelengkalai yang dilupakan keluarganya... bertanya apakah kelak ia akan terlupakan seperti batu-batu kolar dipinggir jalan... kendaraannya adalah kakinya.... pergaulannya adalah anak-anak yang ingin belajar padanya... teman setianya adalah al quran kecilnya.... tak ada yang istimewa secara keduniaan... tapi ia bahagia... hingga pernah merasa bangun kesiangan padahal jam dinding masjid baru menunjukkan pukul satu pagi...!! ketika ia meminta dipertemukan dengan seorang wali Allah, maka ia dipertemukan.... ia juga pernah bertemu dengan orang-orang yang tak dipedulikan manusia tapi memiliki kelebihan luarbiasa... ia tak punya apa-apa tapi ia bahagia... shalatnya lebih banyak berjama'ah daripada sendirian.. apalagi sampai ketelatan... tak pernah.. ia melihat begitu enaknya orang lain disana... yang punya kendaraan, istri cantik, tempat tinggal mewah, dan pekerjaan dengan gaji yang fantastis.... tapi ia tak tahu... betapa anugerah Allah kepadanya begitu besar....
Hingga suatu saat ia didoakan seorang anak kecil yang menghampirinya di Masjid ketika ia menunggu waktu subuh.. anak itu berdoa untuknya " semoga Aa nanti pergi haji, punya mobil mercy dan rumah yang besar" begitu celotehnya. Ia pun hanya bisa mengamini.... tanpa tahu siapa nama anak itu, yang kemudian pergi dari hadapannya...
Tak lama kemudian, ia pun menikah.... bekerja... mempunyai anak... mendapat kendaraan yang disukainya, tempat tinggal dan lainnya.... namun ia merasa hampa dalam hati... karena sekarang... ketika kendaraannya ada, ia tak bisa datang ke masjid yang dekat... padahal dulu ia berjalan kaki ke masjid yang jauh... teman setianya menghilang... padahal banyak waktu luang yang tak terpakai... malam-malamnya dihabiskan dengan dengkuran yang keras hingga subuh melewatinya.... padahal dulu ia pernah merasa kesiangan bangun jam satu pagi... ia jenuh.... dengan tempat tinggalnya... padahal dulu ia sangat nyaman di rumah yang hampir rubuh... Dulu ia shalat hingga menangis.....sekarang ia shalat dengan terburu-buru.... dulu ia menghabiskan malamnya dengan menangisi dosa-dosanya.... sekarang ia menghabiskan malam dengan tertawa dan menonton tanyangan film barat di Televisi.... wahai celakanya jiwa-jiwa yang lalai..... dengan bekal apakah Kau akan menghadap Tuhanmu???? dengan wajah bagaimanakah Kau temui Nabimu?????

BETAPA BAHAGIANYA ORANG YANG BISA MELUANGKAN WAKTU DENGAN ALLAH...... DAN BETAPA SENGSARANYA.... KETIKA HATI MENJAUHI PENCIPTA-NYA....


Sabtu, 28 Agustus 2010

sudah jadi tradisi.... teruskan saja...!!

ini mungkin hanya sedikit ketidaknyamanan yang terjadi dalam dunia pendidikan. Orang lain mungkin  mengira bahwa pungli terjadi hanya dijalanan atau tempat lain yang tidak ada hubungannya dengan dunia pendidikan. Tapi ternyata, untuk membuat  selembar surat izin operasional sekolah, sebuah yayasan sampai mengeluarkan biaya Delapan Juta Rupiah.... itupun dalam waktu yang tidak sebentar. Katanya, ada biaya pembuatan nomor surat.. tandatangan Kadis, Stempel Diknas dll. Lebih aneh lagi... pengawas yang datang, ketika diberi amplop Rp. 500.000,- untuk dua orang malah minta tambah lagi. Katanya kurang untuk transport. Padahal dia datang bukan untuk melakukan pembinaan.. hanya melihat keadaan sekolah. Yang gak abis pikir... pernah seorang pengawas lewat depan sekolah dan tidak sempat masuk ke gerbang sekolah meminta uang Rp. 100.000,- entah untuk apa .... apa dipikirnya yayasan ini bank swasta yang berlimpah uangnya ya? entahlah...
Saya pernah menanyakan kepada salah seorang pegawai pemda... untuk melakukan perjalanan dinas, melakukan bimbingan ke sekolah seorang pengawas mendapatkan uang transport dan gaji yang memadai. Pernah juga seorang teman bertanya... apakah termasuk melakukan penyogokan ketika kita meminta dibikinkan surat lalu memberikan beberapa uang agar cepat diselesaikan.... belum sempat dijawab... salah satu teman yang katanya ustadz menjawab...: itu namanya Loyalitas... kalau mau akreditasi sekolah siapkan uang Rp. 20 Juta agar dapat nilai A... itu namanya bukan nyogok ... tapi loyalitas... entah nggak ngerti arti loyalitas atau emang blo-on dari sononye.... hehe.... tapi apapun alasannya mungkin apa yang terjadi pada ABu Hurairah bisa dijadikan pelajaran.... Ketika beliau diutus Rasulullah untuk mengambil zakat dari orang-orang kaya, dan ketika kembali kepada Rasul dilihatnya kantung baju Abu Hurairah penuh dengan dirham, Rasul bertanya...: uang apa itu ya Abu Hurairah?? ia menjawab : ini adalah uang yang diberikan oleh orang yang memberikan zakat sebagai uang lelahku... maka Rasul bersabda : jika engkau bukan AMil zakat niscaya mereka tidak memberikan uang itu padamu... berikan uang yang ada dikantungmu ke Baitul Maal.... karena itu bukan Hak mu... lalu Abu Hurairah menyerahkan semua pemberian para Muzakki itu ke Baitul Maal.... lalu bagaimana dengan orang sekarang yang mengatakan uang pelicin, pungli, gratifikasi, atau apalah namanya... sebagai katanya "loyalitas" agar semua digampangkan???.... memelintir hukum Allah dengan seenak perutnya...???? mungkin jawabannya adalah.... Tarkul Jawaabi 'alal Jahil Jawaabun.... (emang Blo-on dari sononye.... ).....

Senin, 25 Januari 2010

wan syechan



Saya penasaran ingin sekali berjumpa dengan Habib Syaikhon bin Mustofha Al bahar, ada cerita- cerita menarik yang saya dengar dari guru guru dan teman teman saya yang pernah berjumpa dengan beliau bahwa ,beliau seorang ulama min Awliyaillah yang Mazdub . Kelakuan yang sering diperlihatkan memang terasa aneh dan ganjil diluar kebiasaan manusia (khorikul a’dah ) bagi pandangan mata awam kita. Sebut saja ketika Habib Syaikhon menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada saat Mahalul qiyam sedang berlangsung , Habib Syaikhon hanya duduk dan nampak asyik makan dan mengacak acak hidangan yang ada di hadapannya. Para jamaah terperanjat di buatnya namun bagi yang mengerti dan memahami beliau hal tersebut di diamkan saja dan tak ada satupun jamaah yang menegurnya. Dan yang lebih mengherankan lagi sewaktu adzan magrib berkumandang tepat di depan Musholla Habib Syaikhon membawa gitar dan teriak teriak di saat jamaah akan melangsungkan sholat maghrib, tentu saja hal ini membuat marah sang Marbot Mushollah dengan lantang sang Marbot mencaci maki Habib Syaikhon habis habisan. Tiba tiba Habib Syaikhon menjepit leher Marbot tersebut dan di benamkan kedalam ketiaknya, dan tiba tiba marbot tersebut menangis sambil mengatakan ” saya lihat Mekkah….saya lihat Ka’bah dan Marbot tersebut meminta maaf kepada Habib Syaikhon.
Menurut seorang kerabat beliau bernama Sania ibrahim , bahwa untuk dapat bertemu dengan Habib syaikhon mudah saja asalkan punya niat yang baik untuk bersilahturahim , karena Habib Syaikhon sering berpindah pindah tempat , kadang beliau ada di Makam Ayahnya di Masjid Baidho di lubang buaya jakarta timur dan terkadang ada di Gang Nangka Bintara 3, dan menurut cerita kalau bertemu beliau akan di sambut Khodam ( jin ) di depan pintu dan hanya orang orang yang sholeh dan punya niat yang baik yang dapat berjumpa dengan beliau dan apapun kata kata Habib Syaikhon dan kelakuan beliau jangan di terjemahkan dan diartikan seenaknya karena yang tahu maksudnya hanya Alloh swt.
Berbicara tentang sosok Waliyulloh di jaman sekarang memang sangat sulit di nalar oleh akal sehat, Kalau jaman dahulu sosok Waliyulloh dapat di jumpai di setiap daerah karena derajatnya di tinggikan dan di tampakkan karomahnya oleh Alloh SWT sebagai “Himmatul Ummah” sosok manusia yang mempunyai kharisma dan karomah tinggi di hadapan Ummat seperti kisah perjuangan Wali songo tapi di jaman sekarang Derajat dan Karomah kewaliaan tidak semua di tampakkan dan banyak Para Waliyulloh menutup diri dari pandangan sifat manusia karena takut terjadi Fitnah di tengah umat karena kehidupan manusia yang selalu berubah cendrung kepada kehidupan duniawiyah dan jauh dari ilmu agama. Ada beberapa pendapat dari teman teman saya yang mengangap bahwa apa yang saya ceritakan tentang Habib Syaikhon mengada ada , mengandung Kufarat, tahayyul akan tetapi bagi Waliyulloh kemampuan tersebut bukanlah sesuatu yang beliau cari itu adalah anugrah alloh yang diberikan kepada para waliyulloh ,Karena mereka telah melakukan pengembangan potensi ruh dengan cara melakukan amal khariqul ‘adah (amal ibadah yang melampaui lazimnya kesanggupan manusia), lalu Allah pun menganugrahkan kepada mereka kemampuan khariqul ‘adah (kemampuan melakukan sesuatu hal yang berada di luar kemampuan lazimnya manusia).
Teman teman saya yang menolak karamah al-awliya’, disebabkan mereka tidak mengetahui persoalan ini kecuali kulitnya saja. Mereka tidak mengetahui perlakuan Allah terhadap para wali. Sekiranya orang tersebut mengetahui hal-ihwal para wali dan perlakuan Allah terhadap mereka, niscaya mereka tidak akan menolaknya. Penolakan mereka terhadap karamah al-awliya’, disebabkan oleh kadar akses mereka terhadap Allah hanya sebatas menegaskan-Nya bersungguh-sungguh di dalam mewujudkan kejujuran (al-shidq); bersikap benar dalam mewujudkan kesungguhan sehingga meraih posisi al-qurbah (dekat dengan Allah). Sementara mereka buta terhadap karunia dan akses Allah kepada hamba-hamba pilihan-Nya. Demikian juga buta terhadap cinta (mahabbah) dan kelembutan (ra’fah) Allah kepada para wali. Apabila mereka mendengar sedikit tentang hal ini, mereka bingung dan menolaknya.karomah yang dimiliki para Wali adalah merupakan sesuatu perkara yang terjadi diluar kemampuan akal manusia biasa untuk memikirkan atau menciptakan .perkara itu ( karomah) diberikan Alloh kepada hambanya yang sudah terang kebaikannya( shalehnya), setiap sikap perbuatan dan ucapannya serta keadaan hatinya selalu bergerak sesuai dengan tuntunan ajaran Islam yang dibawa oleh Rosululloh SAW baik dalam segi syaria’t atau aqidah serta akhlaknya.
Oleh karena itu bagi Waliyulloh dengan Karomahnya kadang-kadang tampak keanehan-keanehan baik dalam sikap tindakan dan ucapan yang tidak begitu saja mudah bagi akal manusia biasa untuk memahaminya. Sebagai contoh karomah ialah seperti dapat dilihat adanya peristiwa Maryam yang disebut dalam surat Ali Imron ayat 37, juga peristiwa Ashabul Kahfi dalam surat al kahfi ayat 25 dan tidak berbeda pula halnya dengan Karomah-karomah Para Habaib dan Para Ulama yang saya tulis tersebut seperti karomahnya Al Habib Abduloh bil Faqih yang selalu bertemu langsung dengan Rosululloh begitu pula dengan KH.Hamim Djazuli (Gus Miek) yang melakukan dakwahnya ditempat hiburan malam/diskotik begitupun dengan Habib syaikhon al bahar. Semoga Alloh dapat mempertemukan saya dan mungkin para muhibbin dengan Habib Syaikhon Al bahar sekedar mencium tangan dan menjabat tangannya sebagai rasa Mahabbah dan cinta terhadap Ulama dan waliyulloh. Wallohu a’lam

Rabu, 07 Oktober 2009

al Habaib



alhabib Abdurrahman al Habsyi kwitang










alhabib Mundzir al Musawa











al habib Umar bin Hafidz

















Wan Syechan al Bahr











al habib Anis al Habsyi












Wan Syechan....





salam... alaykum....









Tiga Waliyullah berkumpul....









al Habib Umar bin Muhammad bin Hasan bin Hud al atas









al habib Sholeh bin Muhsin al Hamid, Tanggul

my HD





































Selasa, 06 Oktober 2009

KH. M.Zaini Abdul Ghani, Martapura


Profil Abah Guru

Syaikhuna al-Alim al-Allamah Muhammad Zaini bin al-Arif billah Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin Muhammad Seman bin Muhammad Sa’ad bin Abdullah bin al-Mufti Muhammad Khalid bin al-Alim al-Allamah al-Khalifah Hasanuddin bin Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari.

Alimul Allamah Asy Syekh Muhammad Zaini Ghani yang selagi kecil dipanggil dengan nama Qusyairi adalah anak dari perkawinan Abdul Ghani bin H Abdul Manaf dengan Hj Masliah binti H Mulya. Muhammad Zaini Ghani merupakan anak pertama, sedangkan adiknya bernama H Rahmah.

Beliau dilahirkan di Tunggul Irang, Dalam Pagar, Martapura pada malam Rabu tanggal 27 Muharram 1361 H bertepatan dengan tanggal 11 Februari 1942 M.

Diceriterakan oleh Abu Daudi, Asy Syekh Muhammad Ghani sejak kecil selalu berada di samping ayah dan neneknya yang bernama Salbiyah. Kedua orang ini yang memelihara Qusyairi kecil. Sejak kecil keduanya menanamkan kedisiplinan dalam pendidikan. Keduanya juga menanamkan pendidikan tauhid dan akhlak serta belajar membaca Alquran. Karena itulah, Abu Daudi meyakini, guru pertama dari Alimul Allamah Asy Syekh Muhammad Zaini Ghani adalah ayah dan neneknya sendiri.

Semenjak kecil beliau sudah digembleng orang tua untuk mengabdi kepada ilmu pengetahuan dan ditanamkan perasaan cinta kasih dan hormat kepada para ulama. Guru Sekumpul sewaktu kecil sering menunggu al-Alim al-Fadhil Syaikh Zainal Ilmi yang ingin ke Banjarmasin hanya semata-mata untuk bersalaman dan mencium tangannya.

Pada tahun 1949 saat berusia 7 tahun, beliau mengikuti pendidikan “formal” masuk ke Madrasah Ibtidaiyah Darussalam, Martapura. Guru-guru beliau pada masa itu antara lain, Guru Abdul Muiz, Guru Sulaiman, Guru Muhammad Zein, Guru H. Abdul Hamid Husain, Guru H. Rafi’i, Guru Syahran, Guru Husin Dahlan, Guru H. Salman Yusuf. Kemudian tahun 1955 pada usia 13 tahun, beliau melanjutkan pendidikan ke Madrasah Tsanawiyah Darussalam, Martapura. Pada masa ini beliau sudah belajar dengan Guru-guru besar yang spesialist dalam bidang keilmuan seperti al-Alim al-Fadhil Sya’rani Arif, al-Alim al-Fadhil Husain Qadri, al-Alim al-Fadhil Salim Ma’ruf, al-Alim al-Allamah Syaikh Seman Mulya, al-Alim Syaikh Salman Jalil, al-Alim al-Fadhil Sya’rani Arif, al-Alim al-Fadhil al-Hafizh Syaikh Nashrun Thahir, dan KH. Aini Kandangan. Tiga yang terakhir merupakan guru beliau yang secara khusus untuk pendalaman Ilmu Tajwid.

Kalau kita cermati deretan guru-guru beliau pada saat itu adalah tokoh-tokoh besar yang sudah tidak diragukan lagi tingkat keilmuannya. Walaupun saya tidak begitu mengenal secara mendalam tetapi kita mengenal Ulama yang tawadhu KH. Husin Qadri lewat buku-buku beliau seperti Senjata Mukmin yang banyak dicetak di Kal-Sel. Sedangkan al-Alim al-Allamah Seman Mulya, dan al-Alim Syaikh Salman Jalil, ingin rasanya berguru dan bertemu muka ketika masih hidup. Syaikh Seman Mulya adalah paman beliau yang secara intensif mendidik beliau baik ketika berada di sekolah maupun di luar sekolah. Dan ketika mendidik Guru Sekumpul, Guru Seman hampir tidak pernah mengajarkan langsung bidang-bidang keilmuan itu kepada beliau kecuali di sekolahan. Tapi Guru Seman langsung mengajak dan mengantarkan beliau mendatangi tokoh-tokoh yang terkenal dengan sepesialisasinya masing-masing baik di daerah Kal-Sel (Kalimantan) maupun di Jawa untuk belajar. Seperti misalnya ketika ingin mendalami Hadits dan Tafsir, guru Seman mengajak (mengantarkan) beliau kepada al-Alim al-Allamah Syaikh Anang Sya’rani yang terkenal sebagai muhaddits dan ahli tafsir. Menurut Guru Sekumpul sendiri, di kemudian hari ternyata Guru Tuha Seman Mulya adalah pakar di semua bidang keilmuan Islam itu. Tapi karena kerendahan hati dan tawadhu tidak menampakkannya ke depan khalayak.

Sedangkan al-Alim al-Allamah Salman Jalil adalah pakar ilmu falak dan ilmu faraidh. (Pada masa itu, hanya ada dua orang pakar ilmu falak yang diakui ketinggian dan kedalamannya yaitu beliau dan al-marhum KH. Hanafiah Gobet). Selain itu, Salman Jalil juga adalah Qhadi Qudhat Kalimantan dan salah seorang tokoh pendiri IAIN Antasari Banjarmasin. Beliau ini pada masa tuanya kembali berguru kepada Guru Sekumpul sendiri. Peristiwa ini yang beliau contohkan kepada kami agar jangan sombong, dan lihatlah betapa seorang guru yang alim besar tidak pernah sombong di hadapan kebesaran ilmu pengetahuan, meski yang sekarang sedang menyampaikannya adalah muridnya sendiri.

Selain itu, di antara guru-guru beliau lagi selanjutnya adalah Syaikh Syarwani Abdan (Bangil) dan al-Alim al-Allamah al-Syaikh al-Sayyid Muhammad Amin Kutbi. Kedua tokoh ini biasa disebut Guru Khusus beliau, atau meminjam perkataan beliau sendiri adalah Guru Suluk (Tarbiyah al-Shufiyah). Dari beberapa guru beliau lagi adalah Kyai Falak (Bogor), Syaikh Yasin bin Isa Padang (Makkah), Syaikh Hasan Masyath, Syaikh Ismail al-Yamani, dan Syaikh Abdul Kadir al-Bar. Sedangkan guru pertama secara ruhani adalah al-Alim al-Allamah Ali Junaidi (Berau) bin al-Alim al-Fadhil Qadhi Muhammad Amin bin al-Alim al-Allamah Mufti Jamaludin bin Syaikh Muhammad Arsyad al-Banjari, dan al -Alim al-Allamah Muhammad Syarwani Abdan Bangil. (Selain ini, masih banyak tokoh lagi di mana sebagiannya sempat saya catat dan sebagian lagi tidak sempat karena waktu itu beliau menyebutkannya dengan sangat cepat. Sempat saya hitung dalam jumblah kira-kira, guru beliau ada sekitar 179 orang sepesialis bidang keilmuan Islam terdiri dari wilayah Kalimantan sendiri, dari Jawa-Madura, dan dari Makkah).

Gemblengan ayah dan bimbingan intensif pamanda beliau semenjak kecil betul-betul tertanam. Semenjak kecil beliau sudah menunjukkan sifat mulia; penyabar, ridha, pemurah, dan kasih sayang terhadap siapa saja. Kasih sayang yang ditanamkan dan juga ditunjukkan oleh ayahnda beliau sendiri. Seperti misalnya suatu ketika hujan turun deras sedangkan rumah beliau sekeluarga sudah sangat tua dan reot. Sehingga air hujan merembes masuk dari atap-atap rumah.Pada waktu itu, ayah beliau menelungkupi beliau untuk melindungi tubuhnya dari hujan dan rela membiarkan dirinya sendiri tersiram hujan.

Abdul Ghani bin Abdul Manaf, ayah dari Syekh Muhammad Ghani juga adalah seorang pemuda yang shalih dan sabar dalam menghadapi segala situasi dan sangat kuat dengan menyembunyikan derita dan cobaan. Tidak pernah mengeluh kepada siapapun. Cerita duka dan kesusahan sekaligus juga merupakan intisari kesabaran, dorongan untuk terus berusaha yang halal, menjaga hak orang lain, jangan mubazir, bahkan sistem memenej usaha dagang beliau sampaikan kepada kami lewat cerita-cerita itu.

Beberapa cerita yang diriwayatkan adalah Sewaktu kecil mereka sekeluarga yang terdiri dari empat orang hanya makan satu nasi bungkus dengan lauk satu biji telur, dibagi empat. Tak pernah satu kalipun di antara mereka yang mengeluh. Pada masa-masa itu juga, ayahnda beliau membuka kedai minuman. Setiap kali ada sisa teh, ayahnda beliau selalu meminta izin kepada pembeli untuk diberikan kepada beliau. Sehingga kemudian sisa-sisa minuman itu dikumpulkan dan diberikan untuk keluarga. Adapun sistem mengatur usaha dagang, beliau sampaikan bahwa setiap keuntungan dagang itu mereka bagi menjadi tiga. Sepertiga untuk menghidupi kebutuhan keluarga, sepertiga untuk menambah modal usaha, dan sepertiga untuk disumbangkan. Salah seorang ustazd kami pernah mengomentari hal
ini, “bagaimana tidak berkah hidupnya kalau seperti itu.” Pernah sewaktu kecil beliau bermain-main dengan membuat sendiri mainan dari gadang pisang. Kemudian sang ayah keluar rumah dan melihatnya. Dengan ramah sang ayah menegur beliau, “Nak, sayangnya mainanmu itu. Padahal bisa dibuat sayur.” Beliau langsung berhenti dan menyerahkannya kepada sang ayah.

Beberapa Catatan lain berupa beberapa kelebihan dan keanehan: Beliau sudah hapal al-Qur`an semenjak berusia 7 tahun. Kemudian hapal tafsir Jalalain pada usia 9 tahun. Semenjak kecil, pergaulan beliau betul-betul dijaga. Kemanapun bepergian selalu ditemani (saya lupa nama sepupu beliau yang ditugaskan oleh Syaikh Seman Mulya untuk menemani beliau). Pernah suatu ketika beliau ingin bermain-main ke pasar seperti layaknya anak sebayanya semasa kecil. Saat memasuki gerbang pasar, tiba-tiba muncul pamanda beliau Syaikh Seman Mulya di hadapan beliau dan memerintahkan untuk pulang. Orang-orang tidak ada yang melihat Syaikh, begitu juga sepupu yang menjadi “bodyguard’ beliau. Beliaupun langsung pulang ke rumah.

Pada usia 9 tahun pas malam jum’at beliau bermimpi melihat sebuah kapal besar turun dari langit. Di depan pintu kapal berdiri seorang penjaga dengan jubah putih dan di gaun pintu masuk kapal tertulis “Sapinah al-Auliya”. Beliau ingin masuk, tapi dihalau oleh penjaga hingga tersungkur. Beliaupun terbangun. Pada malam jum’at berikutnya, beliau kembali bermimpi hal serupa. Dan pada malam jum’at ketiga, beliau kembali bermimpi serupa. Tapi kali ini beliau dipersilahkan masuk dan disambut oleh salah seorang syaikh. Ketika sudah masuk beliau melihat masih banyak kursi yang kosong.

Ketika beliau merantau ke tanah Jawa untuk mencari ilmu, tak disangka tak dikira orang yang pertama kali menyambut beliau dan menjadi guru adalah orang yang menyambut beliau dalam mimpi tersebut.

Salah satu pesan beliau tentang karamah adalah agar kita jangan sampai tertipu dengan segala keanehan dan keunikan. Karena bagaimanapun juga karamah adalah anugrah, murni pemberian, bukan suatu keahlian atau skill. Karena itu jangan pernah berpikir atau berniat untuk mendapatkan karamah dengan melakukan ibadah atau wiridan-wiridan. Dan karamah yang paling mulia dan tinggi nilainya adalah istiqamah di jalan Allah itu sendiri. Kalau ada orang mengaku sendiri punya karamah tapi shalatnya tidak karuan, maka itu bukan karamah, tapi “bakarmi” (orang yang keluar sesuatu dari duburnya).

Selain sebagai ulama yang ramah dan kasih sayang kepada setiap orang, beliau juga orang yang tegas dan tidak segan-segan kepada penguasa apabila menyimpang. Karena itu, beliau menolak undangan Soeharto untuk mengikuti acara halal bil halal di Jakarta. Begitu juga dalam pengajian-pengajian, tidak kurang-kurangnya beliau menyampaikan kritikan dan teguran kepada penguasa baik Gubernur, Bupati atau jajaran lainnya dalam suatu masalah yang beliau anggap menyimpang atau tidak tepat.

Pada hari Rabu 10 Agustus 2005 jam 05.10 pagi beliau telah berpulang ke rahmatullah pada usia 63 tahun.

Salam Hormatku kepada Abah Guru.

Zakat part II (Haul dan nishob)

Zakat
Zakat secara umum terbagi menjadi dua; Zakat Fitrah dan Zakat Maal. Perbedaannya adalah Zakat fitrah hanya ditunaikan pada Bulan Ramadhan setiap satu tahun sekali. Menurut al Imam Assyafi'i zakat fitrah hendaknya dibayarkan berupa makanan pokok seperti gandum, beras, jagung, sagu, dsb tergantung dari setiap daerah yang memakai makanan pokok tersebut. Besar zakat fitrah yang wajib dikeluarkan adalah satu Sho' atau 2,5 Kg bahan makanan. Dalam negara kita, mengeluarkan zakat fitrah kebanyakan menggunakan beras sebanyak 3,5 liter. Sedangkan menurut Imam Hanafi zakat fitrah boleh dikeluarkan dengan membayar sejumlah uang yang sesuai dengan harga bahan makanan pokok tsb. Hal ini tentu saja tidak menjadi masalah yang urgent bagi kita semua, namun hendaknya kita mengetahui alasan masing-masing dari para Imam Madzhab yang mengeluarkan pendapat tersebut. Dalam hadist Nabi dikatakan : " Zakat fitrah adalah pembersih bagi orang yang berpuasa dari perbuatan keji dan sia-sia serta makanan bagi orang yang miskin " maka dari hadist ini diharapkan dengan zakat fitrah, tidak ada lagi orang miskin yang merayakan hari raya 'Idul fitri tanpa makanan dirumahnya.
Zakat Maal terbagi menjadi banyak bagian :
1. Zakat Emas dan Perak : Emas dan Perak yang disimpan selama satu tahun yang berarti telah mencapai haul, dan nishabnya adalah ; emas : 93,6 gr, Perak; 624 gr maka wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 2,5 %
2. Zakat Rikaz atau barang temuan : Jika kita menemukan emas atau perak dari perut bumi atau di daerah yang tidak berpenghuni maka kita wajib mengeluarakan zakatnya sebesar 20 % dari harta yang ditemukan walaupun tidak mencapai haul dan nishab.
3. Zakat Pertanian : Zakat pertanian dikeluarkan ketika masa panen telah tiba. Untuk biji-bijian dihitung ketika sudah bersih dari kulitnya. Nishabnya adalah 930 liter. Besar zakat yang dikeluarkan adalah apabila dalam bertani tersebut mengeluarkan biaya untuk membajak sawah, menyiram tanaman, membeli pupuk dsb maka zakat yang dikeluarkan adalah sebesar 5 % saja. Namun bila tanpa mengeluarkan biaya untuk pertanian tersebut zakatnya adalah 10 %.